6 Alasan Penting Cek Nutrisi Sebelum Makan
Apakah kamu pernah cek label nutrisi sebelum membeli atau memakan...
INFO & KULINAPEDIA oleh: Cerita Kulina
Perayaan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram jatuh pada hari Minggu, 1 September 2019 lalu. Ada beragam budaya dan tradisi untuk merayakan Tahun Baru Hijriyah di Indonesia. Perayaan 1 Muharram ini juga identik dengan sajian kuliner khas yang berbeda dari setiap daerah di Indonesia.
Hal ini sama seperti perayaan Idul Fitri yang identik dengan opor atau perayaan Imlek dengan sajian kue keranjang. Sedangkan untuk menyambut Tahun Baru Hijriyah atau Tahun Baru Islam, satu makanan berikut yang paling banyak disiapkan terutama di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan. Makanan untuk menyambut Tahun Baru Hijriyah itu adalah Bubur Suro.
Tahun Baru Hijriyah yang jatuh pada 1 Muharram kalender Islam, sesungguhnya bertepatan dengan tanggal 1 Suro di kalender Jawa. Sebab itulah, bubur yang dimasak untuk menyambut hari tersebut, disebut Bubur Suro.
Bukan sembarang bubur, Bubur Suro memiliki bumbu serta paduan yang berbeda dari bubur biasanya. Bubur Suro menggunakan jahe, santan, dan sereh. Di atas Bubur Suro, diberi taburan tujuh jenis kacang-kacangan, beragam protein seperti ayam opor, telur, perkedel, atau empal daging tergantung daerah masing-masing, bulir-bulir jeruk bali atau delima, irisan ketimun, dan lembaran daun bawang.
Jika Jawa Timur dan Jawa Tengah punya Bubur Suro, maka lain cerita dengan Jawa Barat yang memiliki Bubur Merah Putih untuk disantap saat menyambut Tahun Baru Hijriyah. Bubur Merah Putih ini memiliki perpaduan rasa yang unik, antara manis dan asin. Bagian bubur merah – sebenarnya lebih ke warna cokelat, terbuat dari gula merah yang menimbulkan rasa manis dan bagian bubur yang berwarna putih terbuat dari santan sehingga memiliki rasa asin gurih. Warna merah melambangkan pengorbanan, sedangkan warna putih melambangkan kesucian.
Tidak hanya Bubur Suro dan Bubur Merah Putih, di beberapa wilayah di Jawa merayakan Tahun Baru Hijriyah dengan kue apem. Kue berbentuk bulat bantet yang terbuat dari tepung beras, santan, dan tape singkong ini memang sering muncul di berbagai acara perayaan adat Jawa.
Tumpeng yang berbentuk menjulang tinggi seperti gunung, dengan lauk-pauk menyebar luas di bagian bawah, merupakan perlambagan hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan antar manusia dengan manusia. Maka tidak heran jika tumpeng sering menjadi makanan spesial di beragam acara penting. Tumpeng biasanya menggunakan nasi kuning, serta lauk-pauk yang dipilih berisi tujuh jenis lauk-pauk dan sayur-mayur yang berbeda.
Jika Tumpeng biasanya seukuran lingkaran tempeh untuk disantap beberapa orang saja, maka Gunungan adalah versi raksasanya. Ukuran Gunungan sangat besar dan memang ditujukan untuk orang-orang satu desa/kota. Gunungan biasanya berisi hasil bumi dari masyarakat sekitar, disusun menjulang ke atas, diarak keliling desa/kota, diberi doa, baru dibagikan kepada masyarakat yang datang ke sana. Hasil bumi yang dipakai merupakan hasil panen asli dari warga sekitar, hasil bumi itu kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar sebagai wujud rasa syukur atas rezeki yang mereka terima tahun lalu, sekaligus harapan untuk mendapat rezeki yang lancar lagi di tahun depan.
Dari beberapa makanan untuk menyambut Tahun Baru Hijriyah di atas, yang manakah yang sudah pernah kamu coba? Apa makanan serta tradisi di daerah kalian?
SUMBER:
https://bangka.tribunnews.com/2019/08/30/bubur-suro-gunungan-hasil-bumi-hingga-apem-5-makanan-khas-tahun-baru-islam-di-bulan-muharram?page=2
https://www.grid.id/read/04934979/tahun-baru-islam-1-muharram-1440-h-yuk-intip-5-sajian-khas-dari-berbagai-daerah?page=all
Apakah kamu pernah cek label nutrisi sebelum membeli atau memakan...
Rasa lapar adalah sebuah hal yang wajar. Lapar menandakan bahwa...
Air putih adalah minuman yang jamak kita temukan di sekitar...