Writer: Dinanda Nisita
Editor: Nona Ica

Prinsip 4 sehat 5 sempurna selalu dijadikan pedoman agar dapat memiliki tubuh sehat dan bugar. Mungkin sejak kecil atau bahkan masih terus dianut hingga kini oleh sebagian orang, walaupun sebenarnya sudah tak relevan. Slogan ini pertama kali muncul pada tahun 1952. Terinspirasi dari prinsip Basic Four yang sempat populer era 1940-an di Amerika. 

Namun sejak tahun 2014, Kementrian Kesehatan memberikan pembaharuan perihal prinsip hidup sehat, yakni dengan pedoman gizi seimbang. Ide ini muncul dari kesepakatan konferensi pangan sedunia pada tahun 1992 membentuk suatu pedoman yang disebut Nutrition Guide for Balanced Diet.

Kajian ulang terhadap prinsip 4 sehat 5 sempurna menjadi perlu dilakukan sebab ada beberapa poin yang sudah tak lagi relevan, yakni:

1. Susu Tak Harus Jadi Pelengkap

Pedoman lama menyebutkan susu sebagai pelengkap agar dapat menuju gizi sempurna. Padahal tak selamanya nutrisi pada susu hanya didapatkan dalam segelas susu. Kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi dalam susu dapat ditemukan pada protein hewani lainnya. Hal ini memperkuat alasan bahwasanya kehadiran susu sebagai penyempurna gizi tubuh tak melulu menjadi unsur penentu.

2. Sempitnya Variasi Karbohidrat

Bahan makanan pokok dalam prinsip 4 sehat 5 sempurna melulu menggunakan nasi sebagai sumber karbohidrat. Padahal banyak ragam karbohidrat kompleks yang bisa dieksplorasi dan dijadikan sumber utama karbo harian. Seperti misalkan: kacang-kacangan, oats, jagung, roti, maupun olahan ubi atau singkong. Jika sudah terbiasa dengan eksplorasi bahan makanan pokok, agar lebih bervariasi bisa mulai mengkreasikannya dengan pilihan lauk dan sayur buah.

3. Kurang Detail Perihal Ketentuan Porsi

Pada prinsip hidup sehat yang lama, hanya menyebutkan bahan-bahan apa saja yang sekiranya baik untuk tubuh. Sayangnya, slogan tersebut tidak menunjukkan seberapa banyak porsi yang sebaiknya dikonsumsi dalam satu hari. Hal ini penting untuk dikaji ulang, sebab bila porsi makan tidak diatur dapat menyebabkan kegemukan sehingga lebih parah akan menimbulkan penyakit kronis.

4. Melewatkan Peran Air Mineral

Dilansir dari sebuah penelitian, tubuh terdiri dari 80% air. Pemenuhan cairan tubuh ini tak terdapat pada prinsip kesehatan lama tersebut. Tubuh tanpa cairan yang memadahi akan mengakibatkan status hidrasi meningkat atau disebut juga dehidrasi.

Selain memperhatikan poin di atas, prinsip gizi seimbang juga memiliki poin penting untuk dapat mencapai taraf kesehatan yang holistik. Poin berikut jadi pelengkapnya:

1. Perhatikan Perilaku Hidup Bersih

Menjaga kebersihan diri maupun lingkungan akan membuat kita terhindar dari infeksi, bakteri juga kuman yang menyababkan timbulnya penyakit. Mulai peduli dari bagaimana mengolah makanan dan dapur bisa jadi salah satu pintu awalnya.

2. Tubuh Butuh Beraktivitas Fisik

Beraktivitas fisik bagi masyarakat modern mungkin menjadi suatu hal yang lama kelamaan terabaikan. Pasalnya, hidup sebagai masyarakat modern kini serba praktis. Tanpa perlu meninggalkan tempat duduk, apapun bisa dilakukan. Kemudahan ini malahan bisa jadi bumerang bagi tubuh fisik.

Perbanyak olahraga dan aktifitas fisik secara berkala akan memaksimalkan tubuh dari serangan penyakit maupun kondisi fisik tertentu. Selain itu, olahraga teratur dapa tmeningkatkan mood sehingga menurunkan tingkat stres, membuat tidur lebih nyenyak, melindungi sel, menjaga memori dan kesehatan otak.

3. Peduli dengan Berat Badan Ideal

Jaga berat badan tubuh sesuai Indeks Massa Tubuh (IMT). Satuan ini nerguna untuk mengukur kadar lemak dalam tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan. Bila massa tubuh berlebihan dapat menandakan adanya obesitas, namun jika nilai massa tubuh menunjukkan angka yang rendah bisa jadi ada indikasi kekurangan kalori dan protein dalam tubuh.

Mulai praktikkan pedoman gizi seimbang yuk, Kulinas!

[LIHAT MENU GIZI SEIMBANG KULINA]

SUMBER:
https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/4-sehat-5-sempurna-tidak-dipakai/
https://www.alodokter.com/ganti-makanan-4-sehat-5-sempurna-dengan-pedoman-gizi-seimbang